"...Selamat datang diblog ini, semoga blog ini bermanfaat bagi para pembaca..apabila ada keritik dan saran mohon diberikan komentar-komentar yang bersifat membangun.."

Sabtu, 25 Desember 2010

Shalat Fardhu

Shalat-shalat wajib yang harus didirikan oleh umat Islam, terdiri dari dua macam:
A) Fardhu ‘Ain, dan B) Fardhu Kifayah.

A. Shalat Fardhu ‘Ain

Fardhu ‘Ain, yaitu shalat wajib yang harus dilaksanan oleh setiap muslim (Shubuh, Dhuhur, Ashar,
Maghrib, Isya dan Jum’at);
Berikut ini niat, dan jumlah rakaat pada waktu pelaksanaan shalat fardhu ‘ain. Lafadz-lafadz niat
shalat yang kita ucapkan di lisan sebelum takbiratul ihram ini, dimaksudkan hanya untuk menyiapkan
hati dan pikiran kita agar khusyu’. Sebab ketika takbir niat harus kita cetuskan kembali dalam hati.

1. Shalat Dhuhur

Shalat Dhuhur berjumlah 4 rakaat. Waktunya sejak matahari tergelincir dengan posisi tepat di atas
kepala sampai dua jam sesudahnya. Muhammad Rasulullah SAW. bersabda, “Waktu dhuhur yaitu jika
matahari (mulai) condong (ke barat) sampai dengan bayang-bayang seseorang sama dengan panjang
badannya sebelum datang waktu ‘Ashar.” (HR. Muslim). Berikut ini niat shalat dhuhur:


Usholli Fardhodh dhuhri arba’a roka’aatin mustaqbilal qiblati ada’an (makmuman/imaman)*) lillaahi
ta’ala.
(Aku berniat shalat dhuhur empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karenaAllah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu Akbar.

2. Shalat ‘Ashar
Shalat ‘Ashar berjumlah 4 rakaat. Waktunya antara satu jam sejak berakhirnya waktu shalat Dhuhur
sampai menjelang matahari terbenam. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa waktu shalat Ashar selama matahari belum menguning. Shalat ashar disebut juga shalat wustho. ‘Ali ra. menuturkan, ketika Perang Ahzab, Muhammad Rasulullah saw. bersabda: “Mereka (orang-orang kafir Quraisy) menghalangi kita shalat wustho, yaitu shalat ‘Ashar. Semoga Allah memenuhi rumah dan kubur mereka dengan api”. (HR. Muslim) Kerugian bagi orang yang meninggalkan shalat ‘Ashar sangat besar. Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang ketinggalan shalat Ashar, sama halnya dengan kehilangan keluarga dan harta bendanya“. (HR. Muslim dari Ibnu Umar ra.). Berikut ini niat shalat Ashar:


Usholli Fardhol ‘ashri arba’a roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (makmuman/imaman)*) lillaahi
ta’ala
. (Aku berniat shalat ‘ashar empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena Allah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu akbar.

3. Shalat Maghrib
Shalat Maghrib berjumlah 3 rakaat. Waktunya saat mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya tanda senja, yakni merah langit di sebelah barat. Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Dan waktu shalat maghrib yaitu kala matahari terbenam selagi mega merah belum hilang.” (HR. Muslim)
Usholli Fardhol maghribi tsalaatsa roka’atin mu taqbilal qiblati adaa’an (makmuman/imaman)*) lillaahi ta’ala. (Aku berniat shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena Allah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu akbar.
4. Shalat Isya
Shalat Isya berjumlah 4 rakaat. Waktunya antara sejak habis waktu Maghrib sampai pertengahan malam. Buroidah ra. menyatakan, “Rasulullah saw. mengerjakan shalat Isya ketika telah hilang mega merah.” (HR. Muslim) “Dan waktu shalat Isya’ sampai dengan pertengahan malam.” ( Muslim dari Abdullah bin ‘Amr ra.)
Usholli Fardhol ‘isyaa’i arba’a roka’atin mustaqbilal qiblati adaa’an (makmuman/imaman)*) lillaahi
ta’ala
(Aku berniat shalat isya’ empat rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena Allah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu akbar.

5. Shalat Shubuh
Shalat Shubuh berjumlah 2 rakaat. Waktunya menurut hadits riwayat Muslim dari Abdullah bin ‘Amr ra.,
adalah antara menjelang terbit fajar sampai sebelum terbit matahari. Berikut niat shalat shubuh.
Usholli Fardhosh shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (makmuman/imaman)*) lillaahi ta’ala. (Aku berniat shalat shubuh dua rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena Allah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu akbar.

6. Shalat Jum’at
Jumlah rakaatnya 2 rakaat, dilaksanakan setiap hari Jum’a waktunya sama dengan waktu shalat Dhuhur. “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari ]um’at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9). Berikut niat shalat jum’at:
Usholli Fardhol jum’ati rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (makmuman/imaman)*) lillaahi ta’ala. (Aku berniat shalat jum’at dua rakaat menghadap kiblat (makmum/imam) karena Allah Yang Maha Tinggi) Lalu takbirotul ihrom: Allahu akbar.
Syarat shalat jum’at adalah:
a) tempat sudah tertentu (masjid);
b) dikerjakan dengan berjamaah;
c) dilakukan dalam waktu Dhuhur;
d) sebelum sholat Jum’at didahului Khutbah.
Sunnat-sunnat mengikuti shalat Jum’at, yaitu:
a) mandi terlebih dahulu;
b) memakai wangi-wangian
c) memotong kuku dan mencukur kumis; serta
d) tenang dan mendengarkan khotib membaca khutbah.
Rukun Khutbah Jum’at ada lima, yaitu:
a) mebaca Hamdalah;
b) membaca Sholawat Nabi Muhammad dalam dua khutbah;
c) berwasiat/berpesan “taqwa” kepada Allah SWT dalam dua khutbah;
d) membaca ayat Al-Quran dalam khutbah pertama; dan
e) memohon maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mukmin pada khutbah kedua.
Syarat Khutbah Jum’at ada empat, yaitu:
a) Suci dari hadas dan ‘najis baik badan, pakaian, maupun tempat;
b) Khotib menutup aurat;
c) Isi khutbah dapat didengar oleh jamaah; serta
d) Antara Khutbah pertama dan Khutbah kedua dikerjakan berturut-turut.

B. Shalat Fardhu Kifayah

Fardhu Kifayah, yaitu shalat wajib yang apabila sudah dikerjakan oleh sebagian umat Islam, maka umat Islam lainnya terbebas dari kewajiban tersebut (shalat Jenazah dan shalat Gaib)

1. Shalat Jenazah
Shalat Jenazah dilaksanakan tanpa rukuk dan sujud, juga tanpa iqomah. Tentu saja jenazah yang
dishalati haruslah Islam. Apabila ada orang yang telah terbukti murtad, sehingga menjadi kafir, maka
kita tidak boleh menshalati. “Dan janganlah engkau menshalati (jenazah) seseorang di antara mereka
selama-lamanya dan jangan (pula) berdiri di atas kuburannya (untuk mendoakannya). Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”
(QS. At Taubah: 84).
Syarat-syarat mengerjakan shalat jenazah adalah:
a) jenazah sudah dimandikan dan dikafani;
b) letak jenazah di sebelah kiblat di depan yang menshalati; serta
c) suci dari hadas dan najis baik badan, pakaian dan tempat.
Berikut rukun-rukun shalat jenazah.
a. Niat:
Lafal niat untuk mayat lelaki sebagai berikut:
usholli ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati (makmuuman/imaaman)*) lillaahi
ta’aala
(Aku niat shalat atas mayat ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah ta’aala)
Lafal niat untuk mayat perempuan:
usholli ‘alaa haadzihil mayyiti arba’a tak birootin fardhol kifaayati (makmuuman/imaaman)*) lillaahi
ta’aala
(Aku niat shalat atas mayat ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah ta’aala)
b. Setelah niat, dilanjutkan takbirotul ihrom: Allahu Akbar. Lalu membaca surat Fatihah. Kemudian
disambung dengan Takbir kedua: Allahu Akbar
c. usai takbir kedua, membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw. Minimal:
Allahumma sholli ‘alaa Muhammadin (Yaa Allah berikan sholawat atas Nabi Muhammad)
d. Kemudian takbir ketiga disambung dengan d minimal sebagai berikut:
Allahummaghfir lahu warkhamhu wa’aafi wa’fu anhu (Yaa Allah Ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan, dan maafkanlah dia).
Apabila jenazah yang dishalati itu perempuan, maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jika mayatnya banyak, maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahum.
e. Setelah itu takbir keempat, disambung dengan do’a minimal:
Allahumma la takhrimnaa ajrohu walaa taftinna ba’dahuu waghfirlanaa walahu (Yaa Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia).
f. Salam

2. Shalat Gaib
Sholat Gaib (fardhu kifayah) yakni shalat jenazah, namun tidak di hadapan jenazahnya. Maksudnya,
jenazahnya berada di tempat lain atau sudah diimakamkan. Berikut niatnya:
Usholli ‘alaa mayyiti (fulanin/nama mayat yang dishalati gaib) al ghooibi arba’a takbirootin fardhol
kifaayati lillaahi ta’aala.

Syarat, rukun dan tata cara shalat gaib sama dengan shalat jenazah.

Mengenal Allah SWT

Allah SWT adalah ismudz Dzat yang mengandung seluruh pengertian yang ada dalam Asmaul Husna. Tidak ada Tuhan selain Allah. Dia-lah pencipta, pemilik dan penguasa tunggal alam semesta beserta isinya. Dia pula pemilik segala keagungan dan kesempurnaan. Dia tidak berawal dan juga tidak berakhir. Dia Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Katakanlah, “Dialah Allah yang Maha Esa. Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)
Tiada seorangpun yang setara dengan Allah SWT oleh kafirlah orang-orang yang menyekutukannya.Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam,” Padahal Almasih sendiri berkata : “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” (QS. Al Maidah : 72). “Sungguh kafirlah orang-orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah satu dari tiga,” padahal tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Maha Esa. Dan jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, sungguh orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih (QS. Al-Maidah: 73) Tiga yang dimaksud adalah tritunggal (trinitas), yaitu tuhan bapak, tuhan anak, dan roh kudus.
Allah SWT tidak menyerupai sesuatu, dan tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. “Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia (QS. Asy Syuro: 11) Dia juga tidak membutuhkan apapun dari makhluknya. “Hai manusia kamulah yang memerlukan Allah, sedang Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15) ”Tiadalah Aku menghendaki rezeki dari mereka dan tiada (pula) Aku menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang memiliki kekuatan yang kukuh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58).
Allah SWT memilik arasy, yaitu singgahsana-Nya diatas langit ke tujuh yang tidak dapat diketahui hakikatnya oleh akal manusia, tapi dapat diyakini kebenarannya. Namun Dia Maha Suci dari sifat istiqror (menetap). “…Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung.” (QS. At Taubah: 129) ” … Dia berada di arasy mengatur segala sesuatu.” (QS. Yunus: 3) Sekalipun keberadaannya di langit ketujuh, namun Allah dekat dengan hamba-hamba-Nya. “Dan apabiia hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu ten tang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku (QS. Al Baqoroh: 186). Permohonan kepada Allah haruslah dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara apapun. Sejauh manakah kedekatan Allah SWT dengan hamba-Nya? Dia berfirman, “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS.Qaf: 16).
Allah SWT Maha Berkuasa atas segala sesuatu. “Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hijr: 86) Apabila Dia ingin menciptakan sesuatu, hanya berfirman “kun (jadilah),” maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya. “Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’, maka jadilah dia.” (QS. Ali Imron: 59). “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya, dan pada hari Dia berkata “Jadilah”, lalu jadilah ia” (QS. Al An’am: 73). Semua ciptaan-Nya tidak ada cacatnya. ” … engkau tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang, maka ulangilah melihatnya, apakah engkau melihat (ada) cacat?” (QS. Al Mulk: 3) .
Tentang kekuasaan-Nya, Allah SWT menjelaskannya tamsil Burung. Dan ingatiah ketika Ibrahim berkata, “Hai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati,” Allah berfirman, “Apakah engkau belum percaya?” Ibrahim menjawab, “Aku percaya, tetapi untuk menenangkan hatiku.” Allah berfirman, “Ambillah empat ekor burung, maka jinakkaniah burung-burung itu kepadamu, kemudian letakkan di atas tiap-tiap bukit bagian dari burung-burung itu, maka panggillah burung-burung itu, niscaya semuanya datang segera kepadamu.” (QS. Al Baqarah: 260). Bagian burung yang diletakkan di atas setiap bukit itu sudah dalam keadaan terpotong, lalu dengan kekuasaan Allah hidup kembali setelah dipanggil oleh Nabi Ibrahim as.

Syarat dan Rukun Shalat

A. Syarat-syarat sahnya shalat
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Suci dari hadats dan najis
5. Suci seluruh badannya, suci pakaiannya, dan suci pula tempat yang digunakan untuk shalat.
6. Menutup aurat:
– aurat lelaki antara pusar sampai lutut; dan
– aurat wanita seluruh anggota badan, kecuali muka dan kedua telapak tangan.
7. Telah masuk waktu untuk shalat wajib
8. Menghadap kiblat, dan
9. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnah.

B. Rukun shalat
1. Niat sesuai dengan shalat yang akan dikerjakan;
2. Takbirotul ihrom, sambil mengangkat tangan;
3. Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak kuasa berdiri karena sakit, maka boleh sambil duduk atau bahkan berbaring.
4. Membaca Fatihah pada setiap rakaat;
5. Rukuk dengan tumakninah (berhenti);
6. Iktidal dengan tumakninah;
7. Sujud dua kali dengan tumakninah;
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah;
9. Duduk tasyahud akhir;
10. Membaca doa tasyahud akhir;
11. Membaca sholawat Nabi pada tasyahud akhir;
12. Membaca salam yang pertama; dan
13. Tertib, maksudnya semua itu dilakukan secara berurutan.

C. Hal-hal yang membatalkan shalat

1. Salah satu rukunnya tidak dikerjakan atau kelebihan;
2. Terkena najis yang tidak dimaafkan;
3. Berhadats (misalnya kentut);
4. Terbuka auratnya; .
5. Berbicara walau satu kata;
6. Berniat memutuskan shalat;
7. Tertawa;
8. Bergerak tiga kali berturut-turut;
9. Mengunyah sisa makanan, karena sewaktu wudhu tidak kumur.

Sifat-sifat Allah SWT

Allah SWT memiliki 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil serta satu sifat jaiz (wewenang). Dua puluh sifat wajib dan dua puluh sifat mustahil tersebut, adalah:

1. Allah itu Wujud (ada), mustahil ‘Adam (tiada). “Allah lah yang menciptakan Iangit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (QS. As Sajdah: 4).

2. Allah itu Qidam (paling awal), mustahil Huduts (ada yang mendahului). “Dialah yang Awal dan Yang Akhir. Yang Zhahir (Yang nyata adanya karena banyak buktinya) dan yang Batin (yang tak dapat digambarkan hikmat Dzat-Nya oleh akal).” (QS. Al Hadid: 3).

3. Allah itu Baqo (kekal/abadi/tidak pernah berakhir), mustahil Fana (berakhir). “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 27).

4. Allah itu Mukholafatu lil hawaditsi (berbeda dengan semua mahluk/segala sesuatu), mustahil Mumatsalatu lil hawaditsi (ada yang menyamai). Ditegaskan dalam Al Qur’an, “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. Asy Syuro: 11).

5. Allah itu Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri), mustah
il Ihtiyaju lighoirihi (membutuhkan yang lain). “sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Al Ankabut: 6).

6. Allah itu Wahdaniyat (Esa/Tunggal), mustahil Ta’adud (terbilang). “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS.Al Ikhlas: 1).

7. Allah itu Qudrat (Kuasa), mustahil ‘Ajzun (lemah). “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20).

8. Allah itu Irodat (berkehendak), mustahil Karohah (terpaksa). “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).

9. Allah itu Ilmu (maha mengetahui), mustahil ]ahlun (bodoh). “Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.An Nisa’: 176).
10. Allah itu Hayat (hidup), mustahil Mautun (mati).

11. Allah itu Sama’ (Maha mendengar), mustahil Shomamun (tuli). “Dan Allah Maha Mendengar serta Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqoroh: 256).

12. Allah itu Bashor (Maha Melihat), mustahil ‘Ama (buta). “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hujurat: 18).


13. Allah itu Kalam (berfirman), mustahil Bakamun (bisu). “Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung.” (QS. An Nisa: 164).

14. Allah itu Qodiron (Dzat Yang Maha Berkuasa), mustahil Kaunuhu ‘ajiyan (Dzat yang lemah). “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqoroh: 20).

15. Allah itu Muridan (Dzat Yang Maha Berkehendak), mustahil Kaunuhu kariban (Dzat yang terpaksa). “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. l1/Hud: 107).

16. Allah itu Aliman (Dzat Yang Maha Mengetahui), mustahil Kaunuhu jahilan (Dzat yang bodoh). “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.” (QS. 4/An Nisa’: 176).

17. Allah itu Hayyan (Dzat Yang Hidup), mustahil Mayyitan (Dzat yang mati). “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati.” (QS. Al Furqon: 58).

18. Allah itu Sami’an (Dzat Yang Maha Mendengar), mustahil Kaunuhu ashomma (Dzat yang tuli). “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” [QS. Al Baqoroh: 256).

19. Allah itu Bashiron (Dzat Yang Maha Melihat), mustahil Kaunuhu 'ama (Dzat Yang buta). "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hujurat: 18).

20. Allah itu Mutakalliman (Dzat yang berfirman), mustahil Kaunuhu abkama (Dzat yang bisu). "Dan Allah telah berbicara kepada (Nabi) Musa dengan langsung." [QS. An Nisa': 164).

Selasa, 23 November 2010

Obat Hati

1. Baca Quran dan maknanya
2. Sholat malam dirikanlah
3. Berkumpullah dengan orang sholeh
4. Perbanyaklah berpuasa
5.Dzikir malam perpanjanglah

Wudhu (bersuci)

  • Cara berwudhu
  1. Membaca Bismillah
  2. Membasuh kedua tangan
  3. Berkumur-kumur membersihkan gigi 3x
  4. Membasuh muka hingga rata 3x sekalian niat ("saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil karena Allah ta'ala")

  • Sunat Wudhu
  1. Membaca Bismillah
  2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelanagan
  3. Berkumur-kumur
  4.  membasuh lubang hidung sebelum niat
  5. Menyapu seluruh kepala dengan air
  6. Menyapu daun telingan bagian luar dan dalam
  7. Membasuh kaki hingga mata kaki
  8. Mendahulukan anggota bagiab kanan dari pada yang kiri
  9. Meniga kalikan membasuhnya
  10. Membaca doa setelah berwudhu

  • Yang membatalkan wudhu
  1. Keluar sesuatu dari Qubul dan dubur
  2. Hilang akal
  3. Tersentuh kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya
  4. Tidur nyenyak, kecuali tidur sambil duduk dengan tetap kedudukannya.

Rukun Iman

1.Beriman kepada Allah SWT
2.Beriman kepada Malaikat Allah
3.Beriman kepada Kitab Allah
4.Beriman kepada Rasul Allah
5.Beriman kepada Hari Akhir Allah
6.Beriman kepada Qahda dan Qadar Allah

Rukun islam

1.Mengucapkan dua kalimat syahadat
2.Mengerjakan sholat 5 waktu
3.Mengeluarkan Zakat
4.Berpuasa dibulan ramadhan
5.Menunaikan ibadah haji bagi yang mamapu

Memohon Pertolongan

Siapakah Tuhan semesta alam dan bagaimana bermohon kepadaNya?

 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
(Al-a'raf :54)
[548]. Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.

Pengendalian emosi

  • Tips- Tips Pengendalian Emosi.

1.Berwudhu dan Sholat
Berwudhu akan mengurangi panasnya “bara” amarah di dalam hati.dan sholat akan membuat pernafasan anada menjadi lebih pelan dan lebih rileks.ini sebuah cara ampuh untuk menurunkan tekanan pisikolgis maupun stress.
2.Lebih Religius
Jika selama ini anda kurang aktif di pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainya,kenapa tidak segera memulinya lagi?berada di komunitas spiritual,akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif.dan ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan,amarah,dan juga agresi.
3.SeringlahTertawa.
Amarah dan humor memang tidak sama dan tidak mungkin dalam satu waktu.sehingga jika anda mau tertawa,dan tidak ada salahnya menertawakan diri sendiri pada saat suasana mulai tidak mengenakan hati.maka amarah yang siap keluar bakal mereda.jika anda bias menganggap tragedy itu hanyalah sebuah “ banyolan balaka”.
4.Mendengarkan.
Cobalah untuk menutup mulut,diam tapi mendengarkan,sudah banyak bukti,bahwa diam sanggup meredam amarah,saat bersitegang dengan lawan bicara.selain itu,saat anda biara,makanada bicara anda akan terdengar lsbih bijak.ini bias membuat orang lain belajar kepada anda.
6.Tingkatkan Empati
Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain.ini akan membuat anda menemukan kecakapan baru,bahwa anda bias merasakan apa yang mereka rasakan.maka,orang lain akan lebih menghargai anda.
7.Memaafkan
Betapa pun anda oernah luka di “ hati”yang dalam membekas,cobalah untuk memaafkan meskipun menurut anda hal itu tidak mungkin di maafkan.cobalah melepaskan amarah dengan memaafkanya.percayalah,anda akan merasakan “pelepasan baban” yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk di jalani.
8.Toleransi
Miliki sahabat karib,bias di percaya,dan dapat memberikan dukungsn buat anda,pada saat di perlukan.sahabat juga tempat untuk berbagi,gemuruh amarah akan menemukan pelepasanya,sehingga bias di redakan.
9.Bahasa Positif dan Lugas
Meskipun marah merasakan ketidak adilan pada diri anda,tetaplah focus dan selektif.gunakan bahasa positif manun lugas,simple,dengan nada suara yang rendah.ini bias membuat rasa amarah merada,dan bicara andapun akan lebih di perhatikan,di bandingkanjika anda mengungkapkanya dengan nada tinggi dank keras,apalagi jika sampai memaki dan menghujat.
10.Memelihara Binatang
Saat marah mendinga anda memelihata binatang kesayangan.ini tidak menuntut banyak,kecuali makanan dan perhatian .memelihara binatang kesayangan adalah tindakan bagus dan baik,sebagai awal anda untuk belajar memperhatika lingkungan sekitar anda.penelitian pisikologis,menunjukan bahhwa secara fisik da emosi,pemilik hewan kesayangan lebih baik di bandingkan yang tidak memilikinya.